Sulit Dapat Solar Bersubsidi, Ribuan Nelayan di Muaragembong Tak Bisa Melaut

Sulit Dapat Solar Bersubsidi, Ribuan Nelayan di Muaragembong Tak Bisa Melaut

Spread the love

 

Perahu nelayan Muaragembong Kabupaten Bekasi bersandar di dermaga.

BEKASI, BeritaIMN.com – Lebih dari sepekan ribuan nelayan di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi tidak bisa melaut. Pasalnya, mereka kesulitan mendapatkan BBM solar bersubsidi dan pertalite.

Seperti di Desa Pantai Bahagia. Sekitar 1.500 nelayan di wilayah tersebut pendapatannya menurun drastis karena tidak bisa melaut lantaran tidak mendapatkan BBM bersubsidi.

Selama ini nelayan membeli BBM di SPBU Batujaya, Kabupaten Karawang. Namun saat ini pihak SPBU tidak bisa melayani mereka karena mengalami kelebihan penjualan dari sektor pertanian.

“Di Muaragembong tidak ada SPBU, jadi nelayan biasanya beli BBM bersubsidi di Batujaya Karawang, nah sekarang mereka kesulitan melaut karena tidak bisa mendapatkan BBM,” kata Sekretaris Desa Pantai Bahagia, Ahmad Qurtubi, Selasa (28/6/2022).

Qurtubi mengatakan, pihak desa mengajukan surat permohonan pembangunan SPBU khusus untuk nelayan ke Dinas Pertanian, Pemkab Bekasi dan BP Migas. Jika direalisasikan, maka lokasi pembangunannya akan berada di Desa Pantai Bahagia atau Pantai Mekar.

“Nelayan yang menggunakan perahu jenis ketinting butuh lebih 10 liter pertalite per hari, kalau yang pakai perahu jenis jukung butuh 30 sampai 40 liter solar per hari, makanya kami minta supaya dibangun SPBU khusus untuk nelayan, karena tidak bisa melaut akan berdampak pada pendapatan nelayan,” ujarnya.

Camat Muaragembong, Lukman Hakim membenarkan hingga saat ini di wilayahnya tidak ada SPBU. Kondisi itu pun menjadi salah satu penyebab ribuan nelayan sulit melaut jika tidak bisa mendapat pasokan BBM bersubsidi dari SPBU Batujaya Karawang.

“Surat permohonan pembangunan SPBU untuk nelayan dan umum di Muaragembong akan kami sampaikan ke Pak Pj Bupati Bekasi, draft-nya sudah ada. Jadi memang alasan utamanya nelayan kesulitan mendapatkan BBM solar bersubsidi,” katanya.

Selain permohonan pembangungan SPBU, pihak kecamatan juga mengusulkan untuk mengaktifkan kembali fasilitas penyalur BBM bersubsidi yang telah vakum lebih dari 10 tahun lamanya.

“Fasilitas penyalur BBM ini dulu sudah ada, tiba-tiba mandek, gak tahu sebabnya, nah ini supaya diaktifkan kembali. Jadi selain SPBU untuk umum, juga untuk nelayan, karena ini kan untuk perekonomian nelayan juga,” ungkapnya. (*)