MEDAN, Beritaimn.com – Pembongkaran 38 Unit Dapur Arang Secara Sukarela Terus Berlanjut Pasca Kapolda Tangkap Pembalak Mangrove. Perubahan dapur-dapur arang milik sendiri terus berlanjut di Desa Pangkalan Batu Kecamatan Brandan Kabupaten Langkat, Kamis (3/8/23).
Pembongkaran itu dilakukan atas kesadaran sendiri pasca Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya turun langsung ke dapur arang Pangkalan Batu dan menangkap 1 agen (28//7/23) lalu.
Warga pun kini mulai menyadari kerusakan hutan mangrove yang kian mengancam ekosistem dan lingkungan mereka.
Kesadaran itu mereka buktikan melalui aksi pembongkaran yang dilakukan secara massal. “Kami membongkar dapur-dapur arang milik kami dengan kesadaran sendiri tanpa ada unsur paksaan dari siapa pun,”ujar satu diantara pemilik dapur arang di Desa Pangkalan Batu Kecamatan Brandan Kabupaten Langkat.
Ada 38 dapur arang yang dirobohkan oleh pemilik secara sukarela. Kapolda Sumut Irjen Agung Setya Imam Effendi mengatakan, penindakan ini merupakan komitmen Polda Sumut melindungi lingkungan dan masyarakat. Perusakan yang kian masif bisa merugikan warga dan merusak ekosistem hutan.
Dari hasil penyidikan sementara yang dilakukan Subdit IV Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Ditreskrimsus Polda Sumut, kayu bakau yang jadi arang di ekspor ke luar negeri.
Eksportir yang ada adi Kota Medan ini diduga sengaja memanfaatkan warga lokal untuk menebang pohon bakau dan mengelolanya sampai jadi arang siap jual. Sementara arang dijual Rp 4.000 per kilogram ke luar negeri.
“Mangrove ini menjadi isu yang penting untuk kita selamatkan. Dan Polda Sumatra Utara telah terjun ke sini untuk melakukan penegakan hukum. Sudah kita temukan dua orang dan kita lakukan penangkapan dan proses,” kata Irjen Agung Setya Imam Effendi, Senin (31/7/2023) lalu.
Menurutnya, akibat perambahan hutan ini, nelayan kesulitan mencari ikan karena tanaman yang dijadikan tempat tinggal/habitatnya telah rusak bahkan habis. Selain itu, hutan bakau juga memberikan cadangan karbon 10 kali lebih banyak dibandingkan tanaman lainnya seperti kelapa sawit.
“Kita sudah berulang kali menyuarakan sampai ke Bu Menteri dan hari inilah gerakan yang nyata dan konkret itu terjadi. Makanya ada tindakan untuk bisa menyelamatkan hutan kita,” katanya. (Sopiyann)