KARAWANG, BeritaIMN.com – Top! Sigit Nur Atmadi, guru di SMKN 1 Karawang dibantu dosen dari Universitas Pasundan (Unpas) Bandung temukan teknologi penghemat BBM (bahan bakar minyak) menggunakan air. Teknologi ini diklaim menghemat bahan bakar sampai dua kali lipat dari penggunaan normal.
Sigit Nur Atmadi mengatakan inovasi miliknya ia namakan Water Injection System (WIS).
Dari uji coba yang ia lakukan selama satu bulan, hanya dengan satu liter bahan bakar jenis Pertamax, sebuah motor matik berteknologi WIS bisa menempuh perjalanan 25 sampai 30 kilometer dengan kecepatan 40 sampai 60 km/jam. Sedangkan dalam kondisi normal tanpa teknologi WIS, motor jenis matik mengonsumsi satu liter Pertamax untuk perjalanan 14-15 kilometer dengan kecepatan 40 sampai 60 km/jam.
“Sebenarnya ini bukan teknologi baru. Mobil-mobil BMW juga sudah memakai teknologi ini. Namun saya modifikasi teknologi tersebut menjadi inovasi baru,” ujarnya, Selasa (7/6/2022).
Pada mobil Eropa tersebut, air masuk ke bagian intake. Sementara di teknologi buatan Sigit, air masuk langsung dari head cylinder mesin melalui lubang busi.
“Sistem dan rangkaian WIS, kami buat sendiri. Tabung injektor itu kami simpan di bagian tengah motor. Biaya pembuatannya murah, hanya butuh injektor bahan bakar diubah jadi injektor air. Sekitar kurang lebih Rp 700 ribuan,” katanya.
Sigit menjelaskan cara kerja teknologi WIS buatannya. Saat putaran mesin tinggi, WIS akan menginjeksikan air di ruang bakar di tengah langkah tenaga dan langkah buang.
“Jadi sifat dari motor 4 langkah itu adalah langkah isap, langkah kompresi, langkah tenaga, dan langkah buang. Air disemprotkan di akhir langkah tenaga, sebelum langkah buang saat temperatur tinggi. Otomatis temperatur motor jadi rendah. Karena sifat air itu kan bisa menyerap panas. Dampaknya dengan temperatur mesin rendah, otomatis torsi dan daya meningkat. Kinerja mesin juga meningkat, dengan begitu BBM jadi irit,” jelasnya.
WIS buatan Sigit sudah terdaftar HAKI (hak atas kekayaan intelektual). WIS itu juga sedang dilombakan di sayembara Inovasi Talenta Indonesia di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Harapannya, teknologi besutannya ini bisa diterapkan di sepeda motor dan tembus ke pasar sepeda motor. Ia berharap ada perusahaan yang menggandeng inovasinya.
“Teknologi ini masih perlu penelitian lebih lanjut. Sebab selama satu bulan diuji coba, kami menemukan adanya dampak material pada teknologi ini. Ditemukan karat pada besi di mesin, karena sifat korosi pada air,” tutupnya.
Saat membuat inovasi ini, Sigit dibimbing oleh dosen dari Unpas (Universitas Pasundan) Bandung, guru di SMK 1 Rawamerta Karawang, dan guru di SMK Rosma Karawang. (*)