MEDAN – Kecanduan narkoba saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dan kompleks. Perkembangan tren penggunaan narkoba, akses yang lebih mudah, dan keterkaitan dengan masalah kesehatan mental membutuhkan strategi pencegahan dan perawatan yang komprehensif dan inovatif. Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, memperkuat penegakan hukum, dan meningkatkan akses terhadap layanan perawatan yang berkualitas untuk mengatasi masalah ini secara efektif.
Saya Vincentius Serima Tarigan (210902115) Mahasiswa Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara melakukan Praktik Kerja Lapangan di Yayasan IPWL Nazar di gg. Kedondong I, Mekar Sari, Kec.Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (20/5).
Dengan tujuan Memahami dan mempelajari Bagaimana proses pemulihan pecandu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Terimakasih kepada Pak Eka Prahadian Abdurahman. S. I. Kom, M. K.M, ICAP I . selaku Supervisor di lapangan, Bapak Fajar Utama Ritonga S.Sos., M.Kesos. sebagai dosen pengampu mata kuliah Praktikum I. Terimakasih juga kepada Ibu Vioni sebagai pengelola Yayasan IPWL NAZAR yang telah mengizinkan saya untuk Praktek Kerja Lapangan di Yayasan IPWL NAZAR dan kak Reftania sebagai pendamping dari Yayasan IPWL NAZAR.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis strategi efektif dalam meningkatkan kesadaran pengguna narkoba akan bahaya penyalahgunaan narkoba selama menjalani rehabilitasi di pusat rehabilitasi di Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini akan mengeksplorasi berbagai metode, pendekatan, dan intervensi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pemahaman pengguna narkoba tentang dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap kesehatan fisik dan mental, hubungan sosial, dan kehidupan ekonomi mereka. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi para praktisi dan pembuat kebijakan dalam mengembangkan program rehabilitasi yang lebih komprehensif dan efektif.
Ada beragam strategi untuk meningkatkan kesadaran pengguna narkoba, yang dapat dikelompokkan berdasarkan pendekatan dan metode yang digunakan. Berikut beberapa jenis strategi tersebut:
1. Strategi Edukasi dan Informasi:
a. Edukasi Pencegahan
Program-program yang memberikan informasi akurat tentang bahaya penyalahgunaan narkoba, dampaknya terhadap kesehatan, dan konsekuensi hukumnya. Sasarannya bisa anak-anak, remaja, dewasa, atau komunitas rentan. Metode yang digunakan bisa berupa ceramah, seminar, workshop, penyebaran brosur, dan penggunaan media sosial.
b. Edukasi Rehabilitas
Program edukasi yang difokuskan pada pengguna narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi. Materinya meliputi pemahaman tentang kecanduan, keterampilan manajemen diri, pengembangan keterampilan hidup, dan strategi pencegahan kekambuhan.
2. Strategi Terapi dan Konseling:
• Terapi Perilaku Kognitif (CBT): Terapi yang membantu pengguna narkoba untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang berkontribusi pada kecanduan.
• Motivational Interviewing (MI): Teknik konseling yang membantu pengguna narkoba untuk meningkatkan motivasi mereka untuk berubah.
• Terapi Kelompok: Terapi yang dilakukan dalam kelompok kecil, di mana pengguna narkoba dapat berbagi pengalaman, saling mendukung, dan belajar dari satu sama lain.
• Konseling Individu: Sesi konseling satu-lawan-satu antara pengguna narkoba dan konselor untuk membahas masalah pribadi, mengatasi hambatan, dan merumuskan rencana pengobatan.
• Terapi Keluarga: Terapi yang melibatkan keluarga untuk memberikan dukungan dan mengatasi masalah keluarga yang mungkin berkontribusi pada kecanduan.
Metode Pekerjaan Sosial
Penelitian ini juga menyoroti pentingnya metode pekerjaan sosial dalam membantu proses rehabilitasi pecandu narkoba. Berdasarkan tahapan pekerjaan sosial menurut Skidmore, Thackeray, dan Farley (1994), penelitian ini mencakup empat tahap utama:
1. Tahapan Penelitian (Study Phase).
Pada tahap ini case worker perjalinan relasi (engagement) antara klien. Pada tahap ini selain mengumpul data klien yang dapat dijadikan pegangang dalam proses pertolongan dalam tahap ini juga saya harus menjelaskan bahwa dalam proses ini klien lah yang akan menentukan hasil yang akan dicapai.
Sebagai pekerja sosial (case work) adalah :
• Membantu klien agar dapat mengembangkan dirinya
• Membantu klien agar dapat memilih pemecahan masala/solusi terbaik untuk masalah klien
sendiri
• Membantu membangkitkan motivasi klien untuk bergerak ke arah yang lebih baik dan
memonitor perkembangan klien.
2. Tahap Pengkajian (Assesment Phase).
Pengkajian yang dilakukan (assesment) diharapkan akan menghasilkan bentuk – bentuk trapi tergantung pada kebutuhan klien masing – masing. Prinsip individualisasi dalam proses pengkajian masalah dan kebutuhan klien sangat penting untuk diterapkan. Proses pengkajian ini diawali dengan pernyataan masalah apa yang telah dihadapi klien. Setelah itu dilakukan pengkajian yang mendalam tentang masalah klien dan penyebab terjadinya masalah yang dihadapi oleh klen. Tercapainya hasil pengkajian yang di lakukan akan sangat tepat dipengaruhi oleh kerjasama yang baik antara case worker dengan klien.
3. Tahap Intervensi.
Dalam tahapan ini sebenarnya sudah diawali dengan pertemuan awal dengan klien. Hal ini karena proses penelitian sudah dapat dikatakan sebagai treatment ketika proses ini sudah membantu klien untuk dapat mengklarifikasi permasalahannya apa yang sebenarnya yang ia hadapi dan berusaha melakukan perubahan kondisi kehidupan.
4. Tahap Terminasi.
Pada tahap ini merupakan tahapan di mana relasi antara caseworker dan klien akan dihentikan. Proses treatment ini harus dipahami dengan makna yang sama antara case woker dengan klien. Terutama dalam kaitan dengan pencapaian dari tujuan treatment. Seorang pekerja sosial harus bisa menggali dan menangani masalah yang didapat oleh klien tersebut melalui pendekatan untuk mengembangkan dan memecahkan masalah klien tersebut. Proses terminasi dapat diakhiri atas dasar kesepakatan antara casewoker dan klien.
KESIMPULAN
Kesadaran bukan hanya tentang informasi, meningkatkan kesadaran melampaui sekadar memberikan informasi tentang bahaya narkoba. Ini memerlukan perubahan perilaku, pengembangan keterampilan koping yang sehat, dan membangun sistem pendukung yang kuat. Keluarga, teman, dan komunitas memainkan peran penting dalam proses pemulihan. Membangun sistem dukungan yang kuat dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan jangka panjang.
Sumber : Vincentius Serima Tarigan
(210902115)
(Red)