KIS Jawaban Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Atas Kendala Biaya Kesehatan

KIS Jawaban Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Atas Kendala Biaya Kesehatan

Spread the love

 

MEDAN, Beritaimn.com – Kartu Indonesia Sehat (KIS) menjadi salah satu program pemerintah yang bermanfaat besar bagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya mahasiswa kesejahteraan sosial angkatan 2021. Mahasiswa yang menghadapi tantangan ekonomi seperti pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kini lebih mudah mendapatkan akses pelayanan kesehatan tanpa harus khawatir akan biaya. Meski program ini telah lama berjalan, masih ada mahasiswa yang belum sepenuhnya memahami atau memanfaatkan fasilitas tersebut.

KIS, sebagai bagian dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dirancang untuk memberikan layanan kesehatan gratis atau dengan biaya terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Program KIS memiliki 2 jenis peserta dengan perbedaan terkait iuran. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), ini adalah kelompok masyarakat yang iurannya dibayar oleh pemerintah. Pesertanya adalah fakir miskin, dan orang tidak mampu. Peserta non-PBI (Mandiri), peserta mandiri membayar iuran bulanan sesuai kelas layanan yang dipilih (kelas 1,2, atau 3).

Salah satu mahasiswa yang menggunakan KIS, mengungkapkan betapa besar manfaat yang dirasakan, “KIS sangat membantu Saya, terutama ketika sakit dan harus berobat ke puskesmas. Tanpa KIS, saya harus membayar biaya yang lumayan untuk obat-obatan. Ini sangat meringankan beban orang tua,” ungkap salah satu mahasiswa kesos yang tidak mau disebutkan namanya di Kampus USU MedaJl. Dr. A. Sofian No.1A, Padang Bulan, Kec. Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara, Senin (07/10/24).

Mahasiswa lain juga mengungkapkan manfaat penggunaan KIS dirasakan pada awal tahun kuliah sempat masuk rumah sakit dan harus rawat inap selama 3 hari, dengan adanya KIS orang tua sangat terbantu, “Saya tidak bisa membayangkan uang yang harus dikeluarkan oleh orang tua saya jika saya tidak ada KIS”, Ungkapnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner dari kelompoknya, sekitar 60% mahasiswa di program studi kesejahteraan sosial terdaftar sebagai penerima KIS. Namun, tidak semua mahasiswa aktif memanfaatkan fasilitas ini. Beberapa di antaranya mengaku belum sepenuhnya memahami cara penggunaan KIS atau ragu terkait layanan apa saja yang bisa diakses.

Meskipun manfaatnya jelas, masih terdapat tantangan yang dihadapi dalam mengakses layanan kesehatan dengan KIS. Beberapa mahasiswa mengeluhkan kualitas layanan yang tidak memadai dan proses administrasi yang rumit. Namun, tetap berharap pemerintah dapat terus meningkatkan kualitas layanan dan mempercepat proses bagi para pengguna KIS. (Red).

Tinggalkan Balasan