BANDUNG, Beritaimn.com – Para perajin tahu tempe di Kota Bandung mulai mengeluhkan naiknya harga kedelai impor. Di tengah harga kedelai yang semakin mahal, para perajin terpaksa tetap produksi meski harus merugi.
Kondisi itu dialami oleh sebagian besar perajin di sentra produksi tahu tempe di kawasan Cibuntu, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung. Para perajin disana sudah sangat khawatir akan mahalnya harga kedelai impor.
Salah seorang perajin, Muhamad Zamaludin menuturkan, harga bahan baku kedelai impor saat ini mencapai Rp12.900 per kilogram. Padahal satu bulan sebelumnya, harga kedelai masih Rp10.000 per kilogram.
“Kenaikannya bertahap, hampir setiap hari, ada yang Rp50, Rp100, Rp200, bahkan sampai Rp400,” ucap Zamaludin, Kamis (9/11/2023).
Zamaludin yang juga Ketua Paguyuban Tahu Tempe Jawa Barat ini mengungkapkan, meski harga kedelai impor semakin mahal, para perajin mau tak mau tetap produksi. Padahal kata dia, perajin terus mengalami kerugian.
“Kami sebenarnya terpaksa harus produksi walaupun dalam keadaan menipis, sekarang tidak ada stok (kedelai) lagi. Bahkan, kami cenderung merugi karena harga kedelai terus naik,” katanya.
Dia mengatakan, kenaikan harga kedelai impor disebabkan karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Seperti diketahui, per Rabu (8/11/2023) kemarin, nilai tukar dolar AS terhadap Rupiah yakni Rp15.619.
“Yang saya dengar sih karena dolar naik. Ada yang bilang kelangkaan tapi pengalaman saya menjadi perajin tahu, belum pernah mengalami kekurangan kedelai, tapi harganya saja yang terus naik,” ucap Zamaludin.
Untuk mengatasi mahalnya harga kedelai impor, dia menjelaskan para perajin sudah melakukan berbagai upaya mulai dari mengecilkan ukuran hingga menaikkan harga. Bahkan ada juga perajin yang harus menghentikan produksi.
“Yang lain sih udah ada yang ngecilin ukuran, menaikan harga, tapi gak kompak ya susah juga. Ini kejadian hampir setiap tahun,” tegasnya.
“Ada yang udah berhenti produksi karena enggak kuat nombok. Tapi kalau enggak produksi, pelanggan kabur,” imbuhnya.
Karena itu, Zamaludin ingin pemerintah segera turun tangan untuk menekan harga kedelai impor. “Karena yang bisa nolong sekarang Bulog, harusnya sekarang jualan kedelai seperti dulu lagi. Karena kalau Bulog jualan kedelai, otomatis harga itu bisa ditekan oleh Bulog,” pintanya.
(*)