Pekanbaru – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 dilakukan serentak tahun ini. Proses Pilkada 2024 terdiri atas tahapan persiapan dan tahapan penyelenggaraan. Tahapan Pilkada serentak 2024 diatur dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 2 Tahun 2024 tentang Tahapan dan Jadwal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota.
Pilkada ini menjadi pesta demokrasi tahap kedua bagi masyarakat Indonesia setelah Pemilihan Umum yang meliputi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta Pemilihan Legislatif dari tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Pilkada yang akan diselenggarakan pada 27 November 2024 merupakan penyelenggaraan pertama Pilkada serentak seluruh Indonesia di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, termasuk di Provinsi Riau.
The Republic Institute telah menjadi bagian dari proses demokrasi di tingkat nasional, juga demokratisasi di tingkat lokal termasuk di Provinsi Riau. Kehadiran kami bertujuan untuk partisipasi publik sekaligus memberikan pendidikan politik kebangsaan, dengan cara kerja-kerja ilmiah dan akademik, yakni dengan melakukan penelitian perilaku memilih (voting behavior).
Riset ini bersifat independen dan transparan guna mengukur isu-isu yang mengiringi Pilkada dan mengukur seberapa besar tingkat popularitas dan elektabilitas dari masing-masing calon kandidat pemimpin politik, yakni Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Riau.
Metodologi Survei
Survei ini adalah survei terakhir kami menjelang Pilkada serentak di Provinsi Riau setelah kami melakukan 3 survei serupa sebelumnya. Dengan metode pengambilan sampel Stratified Random Sampling menggunakan jumlah sampel keseluruhan sebanyak 1.200 responden, yang tersebar di seluruh wilayah di Provinsi Riau.
Kemudian jumlah tersebut diturunkan ke tingkat kabupaten/kota, lalu dilanjutkan ke tingkat kecamatan, lalu diturunkan ke tingkat kelurahan, RT/RW, rumah dan menentukan subjek penelitiannya dengan dilakukan Quality Control yang berlapis. Waktu pengambilan sampel dengan wawancara langsung ke responden yang dilakukan pada tanggal 20-22 November 2024, dengan margin of error sebesar 2,8% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Efektifitas Kampanye dan Debat
Dari hasil penelitian The Republic Institute ini dapat dilihat pasangan calon mana yang melakukan kampanye dan debat publik mana yang lebih efektif. Tampak sekali Masyarakat Riau sangat antusias mengikuti debat dan kampanye pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Menurut Masyarakat Riau debat dan kampanye itu sangat berpengaruh; yakni yang menyatakan berpengaruh sebesar 65%, tidak berpengaruh 24%, dan yang tidak jawab 11%.
Kemudian model kampanye siapa yang paling efektif ? Masyarakat Riau yang merasa telah didatang atai di kunjungi pasangan calon NAWAITU yaitu sebesar 41,3%, disusul pasangan Bermarwah sebesar 30,5%, pasangan Suwai 20%, dan yang tidak menjawab 8,2%.
Hal ini menunjukkan efektivitas kampanye yang dilakukan oleh pasangan calon NAWAITU sehingga mampu menyentuh sebanyak 41,3% masyarakat. Pasangan calon NAWAITU dan Bermarwah sebenarnya sama-sama gencar dalam melakukan kampanye.
Tetapi yang membedakan keduanya adalah model kampanye yang digunakan yaitu pasangan calon Bermarwah dengan tablik akbarnya, sementara pasangan calon NAWAITU lebih beragam caranya. Salah satunya yaitu kampanye yang dibungkus pesta rakyat dan melibatkan Kiai-kiai kampung, seniman-seniman yang disesuaikan dengan wilayahnya, di sekmen Jawa dengan Campursarinya, di Wilayah Melayu dengan Tablig Akbar dan sholawatan, serta dibeberapa sekmentasi pemilih lainnya.
Hal inilah yang akhirnya membuat pasangan calon NAWAITU mendapatkan penerimaan yang lebih luas karena cara kampanye yang dapat menyentuh seluruh elemen masyarakat. Sementara cara yang dilakukan pasangan calon Bermarwah justru mengerucutkan cakupan pemilihnya yang hanya kelompok masyarakat agamis yang tersekmentasi hanya pada pengikut UAS (Ustadz Abdul Somad).
Sementara itu, pasangan calon Suwai dengan angka pemilihan yang hanya 20,0% dikarenakan tidak meratanya kegiatan kampanye. Pasangan calon Suwai tidak menjangkau seluruh wilayah untuk mengambil potensi suara, tetapi hanya beberapa wilayah yang ingin dijadikan sebagai basis suara khususnya kantong-kantong pemilih loyalnya. Sebagaimana penilaian masyarakat terkait efektivitas kampanye dan relawan.
Begitu halnya bila dilihat dari aspek debat publik Masyarakat Riau juga memberi pilihan kepada NAWAITU sebesar 48%, Bermarwah 25,5%, Suwai 18,1% dan yang tidak jawab 8,4%. NAWAITU dinilai paling aktraktif dalam debat publik tersebut, yang mampu memanfaatkan panggung sebagai pertunjukan politik, sehingga show – shownya dengan “M.Nasir – HM.Wardan Bisa, Nasir-Wardan Tahu Caranya, Jangan Lupa Coblos No.2, “I love you full Masyarakat Riau” sangat aktraktif dan mengena di hati masyarakat. Sementara itu bagi pasangan Bermarwah dan Suwai masih memahami debat publik secara kuno yaitu sebagai ajang adu kepandaian berbicara seperti cerdas cermat dan ujian kuliah yang harus benar atau salah sehingga terlalu sibuk denga isi jawaban, sehingga cenderung kaku, monoton, dan tidak menarik bagi Masyarakat. Sebagaimana penilaian masyarakat terkait evektivitas debat publik.
Popularitas dan Elektabilitas Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Untuk melihat posisi popularitas tokoh, tampak sekali bagi sebagian tokoh memiliki jabatan di pemerintahan, berikut nama dan angka yang sangat signifikan popularitasnya, dimulai dari M Nasir yang saat ini mendapatkan nilai popularitas tertinggi sebesar (94,8%) Masyarakat Riau mengenal dirinya, Syamsuar (92,8%), diikuti oleh Abdul Wahid (91,2%), sementara itu untuk Calon Wakil Gubernur M Wardan dengan nilai (80,9%), SF Hariyanto (78,3%), dan Mawardi Muhammad Saleh (72,1%)
Sementara itu, bila dilihat dari nilai kesukaan (liketabilitas) masyarakat kepada calon tertinggi kesukaan kepada M Nasir (86,5%) diikuti Abdul Wahid (80,5%), dan Syamsuar hanya sebesar (65,7%).
Sementara itu, untuk tingkat keterpilihannya (elektabilitasnya) masyarakat menempatkan pilihannya sebagai berikut:
Nasir – Wardan jauh meninggalkan pasangan calon lainnya dengan angka (39,6%), sedangkan Abdul Wahid – SF Hariyanto mendapatkan angka (29,7%), dan Syamsuar – Mawardi hanya mendapatkan angka (24,8%) sedangkan masyarakat yang belum menentukan pilihan sebesar 5,9%.
Tren elektabilitas Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Riau merupakan salah satu acuan dalam memprediksi hasil akhir pilkada.
Tampaknya M.Nasir – HM.Wardan menjadi Calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang dominan daripada pasangan calon lainnya. Angka elektabilitas M.Nasir – HM.Wardan begitu tinggi dan stabil sejak survei yang dilakukan pada bulan oktober 2024 mencapai angka elektabilitasnya 27,3%, kemudian pada bulan november Awal angka elektabilitasnya naik menjadi 35,7% dan di November Akhir kenaikannya semakin melejit menjadi 39,6%.
M.Nasir dan HM.Wardan menunjukkan tren peningkatan elektabilitas dari Oktober hingga Akhir November mendekati pencoblosan Pilkada 2024, naik sebesar 12,3%. Pasangan Abdul Wahid dan SF Hariyanto mengalami fluktuasi naik turunnya elektabilitas, pada survei Oktober 29,8%, kemudian pada bulan November Awal menjadi 31,5%, dan pada November Akhir menjadi 29,7%.
Sedangkan, Pasangan Syamsuar dan Mawardi juga mengalami fluktuasi naik turunnya elektabilitas, pada survei Oktober 26,9%, kemudian pada bulan November Awal menjadi 22,1%, dan pada November Akhir menjadi 24,8%. Bagi pasangan Bermarwah dan Suwai mengalami kenaikan elektabilitasnya yang fluktuasi naik dan turun dengan kecendurungan penurunan elektabilitas pada saat mendekati waktu pencoblosan Pilkada 2024.
Sebaran Elektabilitas Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Berdasarkan Ethnis/Suku
Dari kalangan pemilih berdasarkan Ethnis/Suku, M.Nasir dan HM.Wardan (NAWAITU) mendapatkan dukungan dari pemilih dari berbagai ethnis di Riau. Karena dianggap mampu merepresentasikan dan mengayomi semua ethnis yang ada di Provinsi Riau, Pasangan Nawaitu unggul tebal di etnis Jawa, Melayu, Batak, Mandailing, Banjar, Aceh, Sunda dan beberapa etnis lain.
Sementara itu pasangan Abdul Wahid dan SF Hariyanto unggul di ethnis Minangkabau dan Ocu.
Secara Elektabilitas dilihat dari dukungan Parpol
Tergambar bahwa dari partai pengusung yang paling solid adalah dari pasangan NAWAITU, Partai pengusungnya paling solid, karena masih dapat dukungan yang lumayan besar dari partai yang mengusung pasangan Suwai maupun Bermarwah.
Pasangan Nawaitu Mendominasi Unggul di 8 Kabupaten/Kota
Berdasarkan hasil survei pasangan Nasir-Wardan ini unggul di 8 wilayah Kabupaten/Kota yakni di Pekanbaru, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Kampar, Kuantan Singingi, Rokan Hilir Rokan Hulu, dan Bengkalis.
Sementara itu Paslon 01 Unggul di 2 Kabupaten/Kota yaitu, Pelalawan, dan Kota Dumai. Sementara itu, Paslon 03 Syamsuar – Mawardi hanya unggul di 2 Kabupaten yaitu di Siak dan Kepulauan Meranti.
Sumber : Peneliti Utama The Republic Institute Dr.Sufyanto,.S.Ag.,M.Si