TASIKMALAYA, Beritaimn.com – Seorang ayah di wilayah Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, mencabuli anak perempuannya Sendiri. Perbuatan cabul terhadap anak kandung itu berlangsung berulang kali selama kurun waktu 3 tahun. Aparat Polres di Tasikmalaya Kota sudah bertindak, pria pengangguran berusia 39 tahun itu kini dijebloskan ke sel tahanan.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota, AKP Agung Tri Poerbowo mengatakan, perkara itu dilaporkan oleh ibu korban yang tak lain suami pelaku.
“Memang diketahui ada laporan pada Selasa 20 Septber 2022. Kejadian itu terjadi pada 2020 dan terus berulang kali sampai Agustus 2022,” ujar Agung, Kamis (6/10/2022).
Setelah menerima laporan dari ibu korban, polisi langsung melakukan penyeledikan dan mengamankan pria tersebut, yang tak lain ayah kandung korban. ” Langsung diusut dan kami sudah mengamankan pelaku,” kata Agung.
Dia menjelaskan, dari hasil penyelidikan pelaku mengakui, perbuatan cabul yang dilakukan terhadap anaknya sendiri yang baru berusia 14 tahun. ” Pelaku masuk ke kamar korban ketika dia tidur dan melakukan perbuatan cabul,” ujar Agung.
Kepada polisi, pelaku mengaku alasan dirinya berbuat nista karena merasa tidak puas oleh istrinya. ” Dari tahun 2020 sewaktu korban masih SD sampai sekarang kelas 2 SMP. Perbuatan dilakukan ketika istrinya sedang tidak ada di rumah,” kata Agung.
Korban merupakan anak tunggal dari pasangan ini. Pelaku tak bekerja, dia pengangguran. Kebutuhan ekonomi keluarga selama ini ditopang oleh istrinya yang merupakan pegawai pemerintah.
Dalam perkara ini polisi memgamankan barang bukti, berupa baju tidur dan lainnya serta dilengkapi pula oleh hasil visum dokter.
Ketua Harian P2TP2A Kabupaten Tasikmalaya An An Yuliati mengaku sudah menerima laporan terkait kasus ini. “Korban saat ini dalam kondisi baik-baik saja,” ujar An An.
Pihaknya mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga dan menawarkan bantuan seandainya korban butuh pendampingan atau bantuan.
“Kami sampaikan, kepada pihak keluarga, kalau butuh bantuan layanan psikologis atau psikoterapi bisa menghubungi kami. Tapi anaknya baik-baik saja, namun memang ibunya yang sangat terpukul,” katanya. (***)