Berita IMN.Com || Sumatera Utara – Medan _ Tak di sangka-sangka langkah yang di ambil Ketua DPD RPN Kota Medan (Dewan Pimpinan Daerah Rumah Pengemudi Nusantara) Tumbur Marganda Silalahi berujung ke ranah hukum. Terkait dengan terjadinya kecelakaan tunggal yang di alaminya di sebabkan ulah dari Pihak Pengelola Komplek Griya Riatur yang menempatkan persis didepan pintu keluar masuk komplek itu, beberapa Kerucut pembatas jalan ( TRAFFIC CONE PVC) yang diatas atau di dalam nya di tancapkan umbul umbul bertiang kayu. Menurut keterangan Tumbur, kecelakaan itu terjadi (Selasa, 26/07/2022) Pukul 23.00 WIB ketika beliau hendak pulang melintasi jalan yang hujan dan gelap, tiba-tiba tanpa di sadarinya telah menabrak sesuatu dan terjatuh bersama sepeda motornya. Dan pada saat itu juga disadarinya bahwa beliau telah menabrak seperti pembatas jalan yang di pasang oleh pihak Komplek Griya Riatur persis ditengah jalan didepan pintu keluar masuk komplek tersebut.
Seketika masyarakat setempat dan pengguna jalan lainnya berhamburan ke jalan untuk menolong. Kalau saat itu tidak ada masyarakat ataupun pengguna jalan yang menolong saya, pasti saya sudah mati “ketusnya. Karena, satpam komplek itu tidak ada yang berusaha menolong, hanya melihat dan memindahkan kerucutnya lalu pergi kembali ke pos jaga, tanpa sedikit pun peduli” tambahnya lagi” saat di temui membuat Laporan Polisi di Polrestabes Medan (Rabu, 27/07/2022) Pukul 13.30 WIB. Dan, saat itu juga masyarakat bercerita kepada saya, bahwa sudah pernah juga terjadi hal yang sama akibat dari ulah pengelola komplek tersebut, namun masalahnya hanya berlalu begitu saja” imbuh Ketua DPD RPN ini.
Dalam waktu dekat, saya juga akan menggugat Pemko Medan dalam hal ini Dinas Perhubungan Kota Medan karena membiarkan hal itu selama ini tanpa ada tindakan tegas sama sekali, ” tandasnya saat di hampiri di RS. PIRNGADI seusai di visum.
Harapan saya, polisi dapat bertindak cepat, adil dan bijaksana dalam menyikapi kasus ini. Agar ada pembelajaran dan efek jera, supaya tidak ada lagi korban-korban baru yang akan mengalami nasib yang sama seperti saya, seraya meninggalkan wartawan.
Penulis : Immanuel Nababan